ChatGPT menghebohkan internet belakangan ini, karena dikenal dapat melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan hanya oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya.  

Menurut Profesor di Wharton University Christian Terwiesch ChatGPT mampu untuk lulus ujian tingkat pascasarjana yang bergengsi, meskipun tidak dengan nilai yang sangat tinggi. 

Chat GPT (Generative Pretrained Transformer) adalah sebuah Artificial Intelligence (AI) berupa program chatbot yang menggunakan algoritma dan machine learning sehingga dapat memprediksi kata-kata yang mungkin muncl berdasarkan teks yang telah kita kirim. 

ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, sebuah laboratorium riset kecerdasan buatan yang didirikan oleh Elon Musk dan Sam Altman pada tahun 2015.

Dikembangkan dengan model bahasa berbasis neural network, dan menggunakan unsupervised learning untuk menghasilkan teks bahasa alami. Model ini dilatih dengan memanfaatkan database sebesar lebih dari 40GB dari teks internet.

Profesor di Wharton University Christian Terwiesch melakukan penelitian menggunakan GPT-3 OpenAI, model bahasa yang digunakan untuk membuat ChatGPT, untuk mengikuti ujian akhir Master of Business Administration (MBA). Dia menyimpulkan GPT-3 akan mendapatkan nilai B atau B- jika mengikuti ujian.

Terwiesch menyebut GPT-3 sangat mahir “pada manajemen operasi dasar dan pertanyaan analisis proses.” Pasalnya, chatbot dapat memberikan jawaban yang benar dan penjelasan yang sangat baik mengapa sebuah jawaban dipilih.

ChatGPT juga disebut punya kemampuan yang mengagumkan. Sistem chatbot dari OpenAI itu dapat memberikan tulisan dengan bahasa yang natural, menjawab pertanyaan apa saja, melakukan pemrograman dasar, membuat analisis keuangan, menulis puisi, menciptakan lagu, menulis artikel dan esai, bisa menguraikan ide-ide dan menantang premis yang salah, bahkan  menolak permintaan yang tidak pantas.

“Format dialog memungkinkan ChatGPT menjawab pertanyaan, mengakui kesalahan, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan tidak pantas,” kata OpenAI, dikutip NBC News, Kamis (26/1/2023).

Dan kecepatannya dalam menyelesaikan pekerjaan, sangatlah luar biasa jika dibandingkan dengan manusia. Contohnya kemampuan dalam entry data, GPT bisa dilatih mengekstrak data dari teks yang tidak terstruktur lalu memasukannya ke dalam format terstruktur sehingga bisa digunakan untuk mengotomatisasi tugas entry data. Dimana manusia membutuhkan waktu lama untuk mengerjakannya, dan GPT hanya memerlukan beberapa detik saja.

Seorang pengamat juga pernah mencoba membuat esai menggunakan ChatGPT lalu dicek menggunakan aplikasi pemeriksa plagiarisme dan hasilnya esai tersebut dinilai original dan unik.  

Untuk menghadapi fenomena ini sekitar 6000 dosen dari Universitas ternama sudah mengajukan GPTZero yaitu program yang bisa mendeteksi dengan cepat teks yang dihasilkan oleh AI.

sumber:

  • cnnindonesia.com
  • cnbcindonesia.com

Divisi Komunikasi dan Informasi

Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi

Universitas Tanjungpura 2022/2023


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *