Kemacetan lalu lintas di Jakarta merupakan momok yang tak kunjung reda bagi warga kota. Setiap hari, ribuan kendaraan memadati jalan-jalan ibu kota, menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kemacetan, dan menyebabkan polusi udara yang mengancam kualitas hidup.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat, Jakarta menghadapi lonjakan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya.

Pertumbuhan infrastruktur jalan yang tidak sejalan dengan kebutuhan juga menyebabkan kemacetan yang semakin parah. Akibatnya, warga Jakarta menghadapi waktu tempuh yang lama dan padatnya polusi udara dari emisi kendaraan

Riset dari perusahaan perangkat GPS, Tomtom, menobatkan DKI Jakarta sebagai kota termacet di dunia dengan peringkat ke-29 sepanjang tahun 2022.

Data Tomtom Traffic Index menyatakan kalau Jakarta ada di ranking tersebut dari total 389 kota di 56 negara.

Namun, di tengah-tengah tantangan ini, terdapat teknologi canggih yang dapat memberikan solusi inovatif, yaitu Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI).

Sebanyak 20 titik di Jakarta sudah dipasangi lampu merah berteknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Lokasinya tersebar di berbagai kota administrasi, mulai dari Jakarta Utara hingga Selatan.

Jadi ada 20 simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan Intelligent transport system di traffic light,” kata Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo.

Pemasangan teknologi AI di lampu merah ini hasil kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Google Inc. Kedua pihak telah menandatangani MoU proyek yang dinamakan Green Light pada November 2022.

“Kami sangat senang dengan kesempatan kolaborasi ini karena menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat menghadirkan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat dengan sedikit investasi yang dibutuhkan. Kami tidak perlu mengembangkan perangkat maupun ilmu baru karena kami menggunakan Machine Learning dan infrastruktur Cloud yang sudah ada. Misalnya, teknologi AI memungkinkan Google menganalisis data tanpa sensor tambahan atau bahkan mengubah infrastruktur, sebelum mengirimkan rekomendasi ke dinas kota yang kemudian menerapkan cara-cara untuk mengoptimalkan pengaturan,” kata Yossi Matias, VP of Engineering and Research, Google.

Di India, proyek ini telah membantu kota mengoptimalkan pengaturan waktu lampu lalu lintas dengan lebih baik, mengurangi waktu tunggu di persimpangan, kemacetan jalan, dan emisi karbon. Pada 2022, khususnya di Bangalore, terlihat hasil awal dari pengurangan kemacetan sebesar 20%.

Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Emanuel Kristanto mengatakan teknologi AI akan menganalisis volume lalu lintas di persimpangan. AI kemudian akan merekomendasikan durasi lampu hijau yang paling optimal di masing-masing jalur persimpangan.

Data tersebut kemudian dikirimkan ke Dishub DKI dan selanjutnya ditindaklanjuti di lapangan. Melalui teknologi ini, diharapkan lampu lalu lintas akan menyesuaikan ruas jalan yang perlu diberi durasi lebih panjang lampu hijaunya menyala sehingga kepadatan volume kendaraan dapat terurai.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, sebelum ada AI jika terjadi kemacetan pihaknya melakukan pengaturan lampu lalu lintas secara manual dengan turun langsung ke lapangan. Kini tak perlu lagi, karena sistem AI secara otomatis akan mendeteksi tingkat kepadatan lalu lintas di persimpangan.

Penulis: Gadis Syahrani Elhakim

Sumber:

cnnindonesia

indonesia.googleblog.com

tempo.co

Divisi Komunikasi dan Informasi

Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi

Universitas Tanjungpura 2022/2023


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *