Pengguna media sosial tengah ramai memperbincangkan dampak menumpuk email terhadap terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global. Tumpukan email disebut akan membuat kinerja server layanan email menjadi lebih besar sehingga menghasilkan polusi lebih tinggi yang dapat meningkatkan emisi karbon bumi.

       Peningkatan emisi karbon merupakan faktor pendorong terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global.

       Namun, akademisi yang meneliti isu teknologi dan lingkungan ini justru tidak terlalu memusingkan masalah email. Mike Berners Lee dari Universitas Lancaster berkata email hanya bagian kecil dari emisi sektor teknologi. Ia meneliti isu ini pada 2010 dan hasilnya dipakai pihak yang mendukung penghapusan email. Dosen Universitas Lancaster itu lantas meminta publik membaca bukunya yang lebih baru berjudul “How Bad Are Bananas” yang membahas jejak karbon.

Apakah email menghasilkan karbon?

       Melansir The Guardian, 26 November 2019, sebuah studi pada yang didanai perusahaan energi OVO menyebutkan bahwa warga Inggris mengirim lebih dari 64 juta email tidak penting setiap hari.

        OVO menyebutkan, jika setiap orang dewasa mengirimkan satu email lebih sedikit dari jumlah yang biasa dikirim setiap hari, maka hal itu dapat mengurangi 16.433 ton emisi karbon tahunan.

       Jumlah tersebut diklaim setara dengan 81.152 penerbangan dari Inggris ke Madrid atau sama dengan menghilangkan 3.334 mobil diesel dari jalan raya.

       Mike Berners-Lee, peneliti yang menjadi penasihat OVO dalam riset tersebut, memaparkan alasan email berkontribusi terhadap emisi karbon bumi.

       “Ketika Anda mengetik, komputer Anda menggunakan listrik. Ketika Anda mengirim email lewat internet, jaringan yang digunakan juga membutuhkan listrik,” kata Berners-Lee.

       Selain itu, email yang dikirim juga akan disimpan di penyimpanan awan atau cloud storage. Meski disebut penyimpanan awan, namun cloud storage sesungguhnya adalah mesin-mesin data center yang menyedot listrik dalam jumlah besar.

        “Kita tidak memikirkan hal itu karena kita tidak bisa melihat asap keluar dari komputer kita, tetapi jejak karbon dari teknologi informasi sangat besar dan terus berkembang,” ujar dia.

       Pemicu masalah karbon juga bukan email saja, tetapi juga masalah naik mobil, bahkan streaming. 

       “Para pakar mengestimasi pusat-pusat data bertanggung jawab kurang dari 0,1 persen dari jejak karbon dunia, angka kecil dibandingkan 20 persen yang disalahkan ke mobil. Namun, emisi dari pusat data meningkat karena penambahan media online, seperti video call, games, dan streaming,” tulis Financial Times, dikutip Sabtu (16/4/2022).

       Susanne Baker dari TechUK menyebut email memang punya dampak karbon, tetapi sektor teknologi telah berinvestasi besar agar memakai energi berkelanjutan. 

Sumber:
-liputan6.com
-kompas.com

Divisi Komunikasi dan Informasi
Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi
Universitas Tanjungpura
2021/2022


Administrator

HMSI (Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *