Dua mahasiswa Prodi Sistem Informasi Untan angkatan 2021, yaitu Imam Fiqri Mujadid dan Pedro Carlos Sawega berhasil lulus dari program Course Red Hat System Administrator batch yang ke-5. Program Studi Independen ini adalah hasil kerja sama Infinite Learning sebagai mitra Kampus Merdeka dengan pihak IBM yang memberikan kursus terkait IBM AI (Artificial Intelligence), IBM Cyber Security, dan yang terakhir Red Hat System Administrator. Setelah lulus program, mereka akan mendapatkan Red Hat Certified System Administrator (RHCSA). Sertifikat ini diakui secara internasional sebagai bukti pendalaman belajar administrasi Linux.

Demi memahami program lebih jauh, tim artikel berhasil mewawancarai mereka terkait pengalaman selama mengikuti program. Berikut cerita dari mereka:

Kami mulai dengan pertanyaan, “Bagaimana awalnya anda bisa diterima program MSIB ini?”

Saya sebenarnya tidak ada niat mau ambil program Hybrid Cloud AI ini. Awalnya mau ambil Game Developer malah. Tapi dikarenakan dulu pernah ada sosialisasi terkait MBKM program Hybrid Cloud AI ini. Nah, dari situ saya tertarik sama sertifikat internasionalnya, lalu saya ambillah program ini. Dan melihat kalau program ini modulnya senilai 30jt jika ditunjukkan untuk umum, beruntung saya bisa dapat gratis

Imam

Saya juga awalnya tidak ingin Stupen. Jadi ketika dapat tawaran stupen saya tolak semua karena pengen magang, tapi ternyata sampai hari terakhir penerimaan MSIB saya tidak dapat tawaran sama sekali, sampai ada pihak Infinite Learning yang menawarkan program Hybrid Cloud & AI. Karena tidak dapat tawaran magang akhirnya saya terima program ini, dengan tidak tau apa yang akan dipelajari dan benefit apa yang bisa didapatkan dari program ini.

Pedro

Pada tahap awal ada penyiapan berkas, Imam menjelaskan, “untuk daftarnya, ajukan surat dulu ke jurusan. mekanismenya saya sudah agak lupa, pokoknya nanti ada surat rekomendasi, juga surat pertanggung jawaban mahasiswa. Berkas itu lalu diunggah ke situs Kampus Merdeka nya”.

Imam juga bercerita tentang kesulitan yang dihadapi selama program “…terutama di bagian Red Hat Administrator, basic-nya kan dari (program studi) Sisfo tidak diajari pakai Linux. nah karena course-nya pakai Linux, jadi harus belajar dari awal.”

Kami mencoba menjari tau alur dari programnya, “Course-nya seperti apa? apakah online? bagaimana dengan pengaturan jadwalnya?”

Course-nya sendiri dibagi dua. 2 bulan pertama kita belajar IBM Cybersecurity dan juga AI yang di akhirnya bakalan ada Capstone Project. Ada 3 pilihan project yang bisa diambil, Cyber Security Verify, terus AI Chat, dan terakhir QRadar, dalam 2 bulan ini kita juga dapat banyak sertifikat AI dan Cybersecurity. Kemudian di 2 bulan terakhir fokus belajar Red Hat yang dibagi 2 modul, RH124 dan RH134. Course-nya dari jam 9 pagi sampai 3 sore atau 5 sore tergantung seberapa cepat materinya selesai di hari itu dan kegiatannya online, nanti itu di 3-4 minggu terakhir 500 orang terbaik dapat kesempatan buat ikut bootcamp yang diadakan di 4 kota Bandung, Jakarta, Batam dan Jogja. Tujuan bootcamp ini untuk nantinya peserta mengikuti exam RHCSA di mana mahasiswa yang terpilih bakalan mengikuti belajar intensif untuk fokus mengikuti ujian sertifikat RHCSA nya

Pedro

Pedro menjelaskan pembelajaran apa saja yang ada dalam kursus, “Secara garis besar IBM Cyber Security, AI, IBM Engine untuk project, Kemudian Redhat untuk System Administrator. Jadi, RHCSA belajar apa yang seorang system administrator lakukan seperti setting network, manage file, container dan sebagainya.”

Ia juga menjelaskan kesulitan apa yang dihadapi selama mengikuti program, “tidak ada (sih) karena memang mentor saya benar-benar membimbing saya dan juga sangat pengertian, karna pada saat pembelajaran saya juga bekerja (kan) jadi harus bisa manage waktu. Kemudian untuk bootcamp-nya sendiri kita juga benar-benar dibimbing sampai bisa, terus ditambah ada orang Redhat nya langsung yang didatangkan dari luar negeri untuk membantu para mentor ataupun senior mentor dalam mengajarkan apa saja yang harus disiapkan untuk menjalani ujiannya.”

Setelah 5 bulan pembelajaran dengan modul, lalu terpilih untuk mengikuti bootcamp di 2 kota yang berbeda, Pedro di Bandung dan Imam di Jogja. Mereka akhirnya berhasil mendapatkan sertifikat Red Hat System Administration tersebut. Hasil mengikuti program tersebut sampai mahasiswa tersebut lulus akan diberikan konversi ke poin 20 sks.

Terkait 2 modul RHSA, Red Hat System Administration I (RH124) memberikan kompetensi administrasi Linux dengan berfokus pada tugas-tugas administrasi inti. Kursus ini juga memberikan landasan bagi mahasiswa yang berencana untuk menjadi administrator sistem Linux penuh waktu dengan memperkenalkan konsep baris perintah utama dan tools software perusahaan. 

Red Hat System Administration II (RH134) mendalami keterampilan inti administrasi sistem Linux dalam konfigurasi dan manajemen penyimpanan, instalasi dan penerapan Red Hat Enterprise Linux, menggunakan fitur SELinux untuk manajemen keamanan, kontrol tugas sistem berulang, manajemen proses booting dan pemecahan masalah, penyetelan sistem dasar, serta otomatisasi dan produktivitas baris perintah.

Penulis: Leo Prangs Tobing

Referensi:

redhat.com

Divisi Komunikasi dan Informasi

Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi

Universitas Tanjungpura


Leo Prangs Tobing

Web Developer | Game Developer | Data Analyst

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *