Gelombang PHK (pemutusan hubungan kerja) mulai melanda sejumlah perusahaan teknologi sejak 2022 hingga awal 2023. Mulai dari Google, Microsoft, Meta (perusahaan yang menaungi Instagram, Facebook, WhatsApp), Amazon, dan masih banyak lagi. 

Dari sejumlah perusahaan di atas, Apple tampaknya menjadi salah satu perusahaan yang berusaha menghindari gelombang PHK massal karyawannya. Dikarenakan hingga kini, Apple belum melakukan pemangkasan besar-besaran.

Jika dibandingkan dengan perusahaan teknologi lain, Apple menghasilkan profit lebih tebal, yakni sekitar US$30 miliar (Rp461 triliun) pada kuartal terakhir. Apple juga memiliki reputasi untuk melindungi stabilitas mereka.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (21/3/2023), para eksekutif Apple dipandang sebagai salah satu pemikir paling taktis di industri teknologi. PHK menandakan sebuah kesalahan strategis, atau ekonomi global berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada yang ditakuti orang.

Faktanya, PHK besar terakhir di produsen iPhone dan komputer Mac ini terjadi pada tahun 1997 ketika salah satu pendirinya Steve Jobs kembali ke perusahaan Cupertino dan memecat 4.100 pekerja. Walaupun menurutnya hal itu menyakitkan, dia percaya bahwa perusahaan harus mempekerjakan orang yang paling berkualitas kemudian membuat mereka merasa diterima dan berharga sebagai bagian dari tim. Sejak itu filosofi less is more hidup di Apple.

Menurut Wall Street Journal dan CNBC, salah satu alasan mengapa Apple dan pekerjanya berhasil menghindari aksi PHK adalah karena Apple tidak melakukan perekrutan besar-besaran seperti yang dilakukan rekan-rekan teknologinya.

Di awal pandemi sejumlah perusahaan teknologi Global merekrut karyawan secara besar-besaran. Data menunjukkan sejak September 2019 hingga September 2022 Amazon menggandakan jumlah karyawannya, Meta juga menambah karyawan hingga 94% lalu  Google juga ikut menambah pegawainya sampai 57%, sedangkan Microsoft meningkatkan jumlah karyawannya hingga 53%. 

Sedangkan Apple berbeda pada periode yang sama, jumlah karyawannya hanya bertambah 20% sehingga secara global jumlah pegawai mereka menjadi 164.000 orang. Sejak 2015 pertumbuhan karyawan Apple per tahun tidak pernah berada di atas 10%. Sedangkan pertumbuhan jumlah karyawan Amazon Meta dan Google selalu di atas 10 hingga 15%. 

Apple sangat berhati-hati mengenai keputusan untuk tidak melakukan PHK massal. Apple juga hanya mempekerjakan sedikit orang dengan kualitas tinggi, mereka diberi tanggung jawab besar dan kendali yang leluasa untuk menciptakan produk-produk terbaik. Termasuk mengenai produk, Apple tidak mengeluarkan terlalu banyak jenis dan tipe produk.

Menurut Profesor ilmu bisnis Universitas Stanford Jefri Prifer dalam sebuah wawancara dia mengatakan bahwa PHK yang dilakukan perusahaan besar belakangan ini adalah hasil dari perilaku imitatif dan tidak didukung oleh bukti yang kuat. Menunjukkan apalagi keputusan perusahaan-perusahaan besar yang merumahkan karyawannya sebenarnya cuma ikut-ikutan.

Contohnya saja setelah Twitter mengumumkan PHK besar-besaran maka kurang dari 3 bulan Kemudian Microsoft, Google, Facebook, Amazon dan banyak perusahaan teknologi lainnya juga melakukan PHK. Dalam hal ini Apple menjadi pengecualian dan mereka tetap fokus pada tujuan jangka panjangnya.

sumber:

kontan.co.id

cnbcindonesia.com

Divisi Komunikasi dan Informasi

Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi

Universitas Tanjungpura2022/2023


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *