Dalam era digital yang terus berkembang, sistem pembayaran mengalami transformasi signifikan. Salah satu inovasi penting di Indonesia adalah penerapan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang bertujuan menyederhanakan dan mengintegrasikan berbagai metode pembayaran non-tunai. QRIS tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga menjadi simbol kedaulatan digital Indonesia, mengusik dominasi infrastruktur pembayaran global seperti Visa dan Mastercard seperti yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai QRIS dan perkembangannya, manfaat, jenis dan tipe, contoh penggunaannya, hingga harapan dan masa depan QRIS di masa yang akan datang bagi Indonesia.
Daftar Isi
Apa itu QRIS?

QRIS adalah standar kode QR nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Diperkenalkan bertepatan dengan HUT Republik Indonesia ke-74 (17 Agustus 2019) di Jakarta oleh Bank Indonesia, QRIS hadir sebagai bagian dari upaya untuk menyederhanakan sistem pembayaran non-tunai melalui penggunaan kode QR yang terstandarisasi. Sebelum QRIS, berbagai platform dompet digital di Indonesia menggunakan kode QR masing-masing, yang menyebabkan keterbatasan interoperabilitas antar-platform. Dengan QRIS, pengguna dapat melakukan pembayaran digital menggunakan satu kode QR yang dapat digunakan oleh berbagai aplikasi pembayaran, seperti GoPay, OVO, DANA, dan lainnya, hingga aplikasi mobile banking bank-bank seputar Indonesia. Hal ini memudahkan transaksi antara konsumen dan merchant tanpa perlu memiliki banyak aplikasi pembayaran.
Sebelum diberlakukan secara nasional pada 1 Januari 2020, QRIS telah diuji coba terlebih dahulu dalam 2 tahap yakni pada September hingga November 2018 dan April hingga Mei 2019. Dalam momen peluncurannya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa QRIS hadir dengan membawa semangat UNGGUL, yang merupakan singkatan dari UNiversal, GampanG, Untung, dan Langsung. QRIS dirancang sebagai inovasi dalam sistem pembayaran digital untuk mendorong efisiensi, mempercepat inklusi keuangan, memperkuat sektor UMKM, serta mendukung pertumbuhan ekonomi menuju terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul dalam visi Indonesia Maju.
Makna dari slogan UNGGUL tersebut meliputi:
- Universal: Menunjukkan sifat inklusif QRIS yang dapat digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat serta mendukung transaksi baik di dalam negeri maupun lintas negara.
- Gampang: Menyiratkan kemudahan dan kenyamanan penggunaan QRIS yang cukup melalui satu perangkat genggam, yakni ponsel.
- Untung: Memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik konsumen maupun pelaku usaha, melalui kepraktisan transaksi yang efisien.
- Langsung: Menandakan bahwa proses pembayaran dapat dilakukan secara instan, cepat, dan tanpa hambatan.
Perkembangan Penggunaan QRIS
Sejak diluncurkan pada Agustus 2019, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam ekosistem pembayaran digital Indonesia. Pada tahun pertama peluncurannya, QRIS mencatat nilai transaksi sebesar Rp8,21 triliun dengan volume 124,11 juta transaksi. Seiring waktu, angka ini meningkat pesat; hingga tahun 2024, total nilai transaksi mencapai Rp1.021,75 triliun. Pertumbuhan ini mencerminkan adopsi yang luas di berbagai sektor, termasuk UMKM dan pasar tradisional.
Jumlah pengguna QRIS juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tahun pertama penggunaan yakni tahun 2020, tercatat 11,8 juta pengguna dan merchant. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga Oktober 2024, jumlah pengguna QRIS mencapai 54,1 juta orang, dengan pertumbuhan transaksi sebesar 183,9% secara tahunan (year-on-year), dan jumlah merchant mencapai 33,21 juta. Pertumbuhan ini didukung oleh kemudahan penggunaan QRIS dan biaya transaksi yang rendah, menjadikannya pilihan utama bagi banyak pelaku usaha.
Selain dari data transaksi dan penggunanya, QRIS juga telah mengalami perkembangan dengan penggunaan secara internasional atau mancanegara. QRIS tidak hanya beroperasi di Indonesia, dimana pada tahun 2021 Bank Indonesia menjalin kerja sama dengan berbagai bank sentral di negara ASEAN yang mencakup Thailand (Bank of Thailand) terlebih dahulu dan merambat ke Malaysia (Bank Negara Malaysia), Singapura (Monetary Authority of Singapore), dan Filipina (Banko Sentral ng Filipinas).
Manfaat dan Keunggulan QRIS
Penerapan QRIS membawa berbagai manfaat dan memiliki keunggulan, antara lain:
- Kemudahan dan Kecepatan Transaksi: Pengguna cukup memindai satu kode QR untuk berbagai aplikasi pembayaran.
- Efisiensi Biaya: Mengurangi kebutuhan akan perangkat keras tambahan seperti mesin EDC.
- Inklusi Keuangan: Mempermudah pelaku UMKM untuk menerima pembayaran digital tanpa biaya besar
- Jaminan Keamanan: Mulai dari pencegahan peredaran uang tunai palsu, penggunaan pin dalam transaksi sebagai sistem keamanan, hingga transparansi yang jelas dalam pencatatan transaksi sehingga mudah dilacak.
Selain itu, QRIS memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Sistem ini tidak hanya mempermudah transaksi harian tetapi juga mendorong percepatan transformasi digital di sektor UMKM. Dengan QRIS, pelaku usaha kecil dapat menjangkau lebih banyak pelanggan, termasuk mereka yang lebih memilih pembayaran digital
Jenis dan Tipe QRIS
QRIS memiliki beberapa jenis berdasarkan cara penggunaannya:
- Merchant Presented Mode (MPM) Statis: Merchant menampilkan kode QR yang dicetak, dan pelanggan memindainya untuk melakukan pembayaran.
- Merchant Presented Mode (MPM) Dinamis: Kode QR dihasilkan secara dinamis oleh sistem kasir dengan nominal transaksi tertentu.
- Customer Presented Mode (CPM): Pelanggan menampilkan kode QR dari aplikasi pembayaran mereka, dan merchant memindainya.
- QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM): Digunakan untuk transaksi online atau jarak jauh tanpa interaksi langsung antara pelanggan dan merchant.
Setiap jenis QRIS memiliki keunggulan masing-masing dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan transaksi baik untuk pelaku usaha maupun konsumen.
Tantangan Penerapan QRIS
Meskipun QRIS telah mengalami pertumbuhan pesat, penerapannya di seluruh Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan struktural dan sosial yang perlu diatasi agar sistem pembayaran digital ini benar-benar inklusif.
Rendahnya Literasi Digital
Salah satu tantangan utama adalah masih minimnya pemahaman masyarakat terhadap teknologi keuangan, terutama di wilayah pedesaan dan pelosok. Banyak pelaku UMKM belum familiar dengan penggunaan aplikasi keuangan digital, termasuk bagaimana melakukan transaksi menggunakan QRIS. Kurangnya edukasi dan pendampingan membuat sebagian masyarakat merasa asing dan enggan menggunakan sistem ini.
Infrastruktur Teknologi yang Belum Merata
Keterbatasan jaringan internet menjadi kendala besar di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Akses internet yang lambat atau bahkan tidak tersedia membuat implementasi QRIS tidak dapat berjalan optimal. Infrastruktur ini menjadi pondasi penting karena QRIS sangat bergantung pada konektivitas digital.
Keamanan Transaksi dan Kepercayaan Publik
Masih ada kekhawatiran dari pengguna mengenai keamanan data pribadi dan potensi penyalahgunaan sistem pembayaran digital. Beberapa kasus penipuan digital dan penyalahgunaan QR palsu menciptakan persepsi negatif terhadap keamanan QRIS. Oleh karena itu, transparansi sistem dan penguatan perlindungan konsumen menjadi krusial.
Adaptasi UMKM dan Kebiasaan Transaksi Tunai
Sebagian besar pelaku usaha kecil menengah masih terbiasa menggunakan uang tunai karena dinilai lebih praktis dan tidak memerlukan alat tambahan. Untuk sebagian besar pelaku UMKM, perubahan ini membutuhkan waktu, terutama jika mereka belum melihat manfaat langsung dari digitalisasi transaksi.
Ketergantungan pada Smartphone dan Aplikasi
QRIS hanya dapat digunakan melalui perangkat pintar dan aplikasi mobile banking atau e-wallet. Hal ini menyulitkan masyarakat yang tidak memiliki smartphone atau yang belum terbiasa menggunakan aplikasi keuangan. Selain itu, perbedaan antarmuka aplikasi dari berbagai penyedia layanan juga bisa membingungkan pengguna baru.
Masa Depan QRIS
Bank Indonesia terus mendorong pengembangan QRIS sebagai bagian dari ekosistem pembayaran digital yang inklusif dan efisien. Salah satu terobosan penting adalah implementasi QRIS cross-border, yang memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan transaksi di luar negeri (seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura) hanya dengan memindai kode QR lokal, dan sebaliknya. Ini tidak hanya mempermudah wisatawan, tetapi juga memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara di kawasan ASEAN.
Selain itu, pada 2024, Bank Indonesia telah memperkenalkan QRIS Tuntas, sebuah fitur baru yang memungkinkan fungsi tarik tunai, setor tunai, dan transfer antar pengguna hanya dengan menggunakan kode QR. Langkah ini menandai perluasan QRIS dari sekadar alat pembayaran menjadi alat transaksi penuh, mendekati fungsi-fungsi rekening bank tradisional.
Pada tahun 2025, Bank Indonesia melakukan inovasi pada pelayanan QRIS melalui QRIS Tap yang mendukung pembayaran transaksi tanpa menggunakan kode QR dan cukup dengan menggunakan gawai menggunakan fitur NFC. Selain dari inovasi teknologi, Bank Indonesia juga telah merencanakan ekspansi penggunaan QR untuk transaksi keuangan ke negara-negara di luar ASEAN. Salah satu kerjasama yang dilakukan adalah dengan Jepang melalui perancangan Japan Unified QR Code atau JPQR yang direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2025.
Penutup
QRIS telah menjadi pilar penting dalam transformasi pembayaran digital di Indonesia. Dengan prinsip satu QR untuk semua, QRIS menyederhanakan proses transaksi dan memperluas akses ke layanan keuangan digital bagi masyarakat luas. Meski masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti literasi digital dan infrastruktur, pemerintah dan sektor swasta terus berkolaborasi untuk memperluas jangkauan dan pemanfaatannya.
Dengan dukungan regulasi, inovasi teknologi, dan edukasi masyarakat, QRIS diyakini akan terus berkembang dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan sistem pembayaran digital yang adaptif dan berdaya saing di kancah global.
Sumber:
– InteractiveQRIS
– TEMPO
– kompasiana
– kumparan
– inilah.com
– Lihat Kepri
Divisi Komunikasi dan Infomasi
Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Tanjungpura 2024/2025
1 Komentar
Ccharistheo · 10 Mei 2025 pada 15:58
Kerennn bangetttt<3