Kita tahu bahwa proses digitalisasi terjadi di berbagai sektor bisnis, mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan layanan yang ditawarkan. Munculnya berbagai aplikasi bagi pengguna merupakan contoh hasil dari proses digitalisasi tersebut. Pada sisi yang sama pula, banyak perusahaan cenderung merasa kesulitan dalam mengimbangi proses digitalisasi, terutama untuk menyediakan layanan aplikasi karena mahalnya biaya pengembangan. Ketika membahas mengenai aplikasi selain dari sudut pandang perusahaan, kita sebagai pengguna tentu juga memiliki keterbatasan dalam penyimpanan internal perangkat dan akses internet yang lancar.
Seiring bertambahnya kebutuhan di sektor tersebut, teknologi juga terus mengalami perkembangan untuk dapat mengimbangi kebutuhan yang ada. Inovasi baru terus bermunculan, demi menawarkan solusi yang lebih efisien, cepat, dan mudah bagi pengguna. Maka, hadirlah satu di antara banyak solusi teknologi yang disebut dengan Progressive Web App (PWA).
Daftar Isi
Apa itu Progressive Web App?
Pernahkah kalian melihat sebuah website yang memiliki tampilan dan menawarkan layanan layaknya aplikasi native? Hal tersebut merupakan contoh penerapan dari teknologi Progressive Web App (PWA). Tapi sebelumnya, apa itu aplikasi native?
Aplikasi native adalah aplikasi yang dibangun untuk suatu sistem operasi tertentu, yang diunduh dari app store resmi seperti Google Play store ke dalam penyimpanan internal perangkat. Simpelnya, aplikasi ‘asli’ yang benar-benar terunduh di perangkat kita itu disebut sebagai aplikasi native. Berbeda dengan Progressive Web App atau PWA, di mana PWA merupakan suatu aplikasi yang dibangun menggunakan teknologi platform website tetapi menawarkan penggunanya suatu pengalaman seperti menggunakan aplikasi native tanpa harus mengunduhnya ke perangkat melalui app store.
Pada tahu Pinterest, kan? Pinterest merupakan satu di antara banyak aplikasi yang memiliki PWA. Coba deh, buka situs Pinterest di website, lalu tekan ikon unduh yang berada di ujung kanan address bar (di sebelah ikon bookmark).

Dengan menekan ikon tersebut, maka browser akan menyimpan sebagian file web dan data web manifest ke perangkat untuk dapat membuat ikon aplikasi di beranda dan menjalankan PWA. Aplikasi tersebut-lah yang dimaksud dengan PWA, di mana sebuah website memiliki tampilan seperti aplikasi native, bahkan tanpa antarmuka browser seperti address bar.

Contoh PWA lainnya dapat dilihat pada aplikasi Spotify. Mereka menyediakan versi PWA bagi pengguna desktop, sehingga pengguna bisa mendengar musik langsung dari browser tanpa harus mengunduh aplikasinya dari app store.

Walaupun demikian, PWA tetaplah sebuah website yang membutuhkan mesin browser untuk dapat beroperasi. Berbeda dengan aplikasi native yang memerlukan sistem operasi agar dapat beroperasi. Ibaratnya, mesin browser menjadi wadah bagi PWA dan sistem operasi sebagai wadah untuk aplikasi native.
Apa Karakteristik dari PWA?
Secara umum, sebuah website memerlukan koneksi internet untuk dapat diakses oleh pengguna. Akan tetapi walau juga dikategorikan sebagai website, beberapa konten atau fitur sederhana di PWA juga memungkinkan untuk diakses secara offline. Hal ini dapat dilakukan karena adanya penggunaan Service Worker dalam PWA yang menyimpan data tertentu di cache browser sehingga dapat kembali dibuka saat offline dan dimuat lebih cepat.
Selain itu layaknya aplikasi native, pengguna dapat mengunduh atau menambahkan PWA ke layar beranda. Setelah diunduh, PWA akan memiliki ikon aplikasi tersendiri di layar beranda seperti aplikasi lainnya. Ikon aplikasi tersebut sebenarnya hanya merupakan shortcut yang mengarahkan pengguna langsung ke aplikasi web, tetapi dengan menampilkan tampilan seperti aplikasi native tanpa antarmuka browser.
Karakteristik lainnya terletak pada penyimpanan. PWA tidak menggunakan penyimpanan internal perangkat sebesar aplikasi native karena komponen PWA tersimpan di server web yang diakses pengguna melalui browser. Sehingga, setiap proses pembaruan konten pada PWA dapat langsung diterapkan secara otomatis ketika pengguna mengakses PWA tersebut, tanpa harus melakukan update aplikasi melalui app store secara manual seperti aplikasi native.
Bagaimana Cara Kerjanya?
PWA pada dasarnya juga menggunakan teknik pembuatan website secara umum yaitu dengan menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript. Karenanya, PWA dapat dijalankan di berbagai sistem operasi dan juga perangkat yang berbeda. Akan tetapi, terdapat beberapa tambahan teknologi kunci yang membuat PWA bisa beroperasi layaknya aplikasi native.
Pertama, web app manifest file yang minimal dimiliki oleh sebuah PWA. Berfungsi sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan browser untuk ‘mengunduh’ PWA. Dalam artian, mengunduh untuk membuat ikon aplikasi di beranda dan memuat tampilan aplikasi tanpa antarmuka browser. Pada bagian isi web app manifest file atau file manifest.json, properti display biasa diatur menjadi standalone sebagai informasi bagi browser agar PWA dibuat dengan memiliki tampilan seperti aplikasi native tanpa antarmuka browser termasuk address bar. Itulah yang dapat membuat PWA tampil seperti aplikasi nyata.
Kedua adalah service worker, yaitu teknologi yang memungkinkan PWA untuk tetap dapat diakses secara offline. Dengan service worker, sebagian besar file dan aset penting PWA disimpan di dalam cache browser sehingga pengguna bisa mengakses fitur dengan lebih cepat, dan bahkan tanpa koneksi internet.
Apa Manfaat dari Teknologi Ini?
PWA merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah website berperilaku dan memberikan layanan layaknya aplikasi nyata. Dari sisi perusahaan, PWA menjadi suatu pilihan menarik karena memiliki keunggulan dalam hal biaya, memberikan solusi dari permasalahan akan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi native. Dengan itu, perusahaan tetap dapat memberikan layanan yang terpersonalisasi bagi penggunanya, tanpa harus dibebani untuk membangun sistem dari awal.
Kemudahan yang ditawarkan oleh PWA menjadikannya cocok diterapkan untuk perusahaan yang berfokus pada bidang media, portal berita, hingga toko daring. Namun, PWA akan kurang sesuai untuk aplikasi dengan fitur-fitur kompleks yang masih lebih stabil dijalankan pada aplikasi native.
Sementara itu dari sisi pengguna, kemunculan teknologi PWA ini memberikan kemudahan karena pengguna tidak harus selalu mengunduh ataupun memperbarui aplikasi melalui app store setiap kali ingin mengakses suatu layanan yang ditawarkan perusahaan. Berbagai manfaat tersebut menunjukkan bahwa PWA ini merupakan sebuah inovasi teknologi yang fungsional dan efisien.
0 Komentar