Pada awal bulan November, sebagian besar mahasiswa jurusan Sistem Informasi menerima telepon dari nomor tidak dikenal. Anehnya, beberapa pengirim panggilan telepon tersebut bahkan mengetahui data diri pribadi mahasiswa.
Awalnya, para mahasiswa mengira bahwa panggilan dari nomor telepon tidak dikenal ini hanyalah kasus penipuan biasa yang akan berhenti jika tidak diangkat. Akan tetapi, mereka kian menerima panggilan dari nomor tidak dikenal tersebut hingga beberapa hari berturut-turut. Dalam kurun waktu tersebut, mahasiswa tidak hanya menerima satu panggilan telepon, tetapi beberapa panggilan dari nomor yang berbeda-beda. Setelah berbagi cerita antara satu sama lain, barulah mereka menyadari bahwa kasus panggilan spam dari nomor tidak dikenal ini tidak hanya terjadi pada satu atau dua orang, melainkan terjadi pada sebagian besar mahasiswa Sistem Informasi.
Kebanyakan dari mahasiswa tidak menjawab panggilan telepon tersebut dikarenakan mereka menyadari bahwa upaya tersebut merupakan modus penipuan yang sudah sering terjadi. Namun juga terdapat mahasiswa yang memutuskan untuk menerima panggilan telepon dari nomor tidak dikenal itu dengan berbagai alasan seperti penasaran, risih dan lain sebagainya.
Beberapa di antara mahasiswa yang menerima panggilan telepon tersebut berbagi cerita. Saat menjawab panggilan, penelepon dari nomor tidak dikenal itu langsung mengetahui informasi data diri mahasiswa termasuk nama dan NIK. Mereka mengaku berasal dari kepolisian kemudian menuduh mahasiswa terlibat dalam kasus pencucian uang lalu mendesak mereka untuk segera mendatangi kantor polisi yang disebutkan. Si penelepon juga memberi ancaman untuk mendatangi alamat mahasiswa jika tidak segera datang ke kantor polisi.
Tuduhan yang dilemparkan oleh si penelepon, membuat mahasiswa menjadi panik. Ditambah nada mendesak dari orang yang mengaku sebagai aparat kepolisian itu menyebabkan mahasiswa semakin merasa terpojok dan kebingungan. Situasinya kian mengganggu ketika panggilan dari nomor tidak dikenal terus berusaha menghubungi mahasiswa yang tidak menjawab panggilannya. Akibatnya mahasiswa menjadi merasa risih dan tidak nyaman.
Mahasiswa yang sempat mengangkat telepon dari nomor tidak dikenal tersebut memaparkan bahwa, setelah mereka mengangkat nomor tersebut dan terlibat dalam percakapan, tidak ada lagi nomor tidak dikenal yang melakukan spam. Mengindikasikan bahwa sebenarnya tujuan utama pelaku hanya agar target mengangkat panggilannya, kemudian ingin memanfaatkan kepanikan mereka sehingga mahasiswa mengikuti keinginan penelepon.
Sebagai langkah pencegahan, para mahasiswa melakukan berbagai upaya untuk menghindari panggilan. Di antaranya dengan cara menghidupkan fitur pembatas spam pada pengaturan telepon, menyalakan mode jangan ganggu, memblokir nomor tidak dikenal, hingga menghidupkan mode pesawat agar tidak dapat menerima panggilan di saat tertentu. Dosen dari jurusan sistem informasi juga mengimbau dan terus mengingatkan mahasiswa agar senantiasa berhati-hati dalam menghadapi kasus seperti ini, dengan tidak bertindak gegabah untuk memberikan data diri dan informasi sensitif, ataupun langsung menuruti apa yang dikatakan oleh si penelepon.
Penyebab utama dari insiden ini masih belum diketahui secara pasti. Sejumlah orang berpendapat bahwa kasus tersebut terjadi karena terdapat upaya peretasan sistem yang menyebabkan kebocoran data di Universitas Tanjungpura. Investigasi lebih lanjut masih dilakukan untuk dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya untuk menghadapi situasi ini. Pihak jurusan juga mencari solusi agar dapat menghindari permasalahan serupa yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Kasus ini mengajarkan mahasiswa agar selalu berhati-hati dalam menghadapi situasi mencurigakan, sembari senantiasa memperkuat budaya literasi digital tentang pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi, serta waspada agar tidak mudah terpengaruh tekanan dari pihak tidak dikenal. Di sisi lain, institusi kampus perlu memberi perhatian lebih terhadap aspek keamanan data sensitif mahasiswa, untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan bebas dari ancaman.
Sumber :
- Mahasiswa Sistem Informasi
Divisi Komunikasi dan Infomasi
Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Tanjungpura 2025/2026
0 Komentar